Mentari Khatulistiwa.co.id-
Kementerian PUPR Melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Pontianak menggelar sosialisasi proyek pembangunan Perkuatan Tebing Sungai Melawi yang didanai lewat APBN 2024, Kamis (13/6) di Hotel Rajawali Nanga Pinoh.
Masyarakat dan Pemdes empat desa dalam kota Pinoh yakni Desa Sidomulyo, Desa Paal, Desa Baru dan Tanjung Niaga diundang dalam sosialisasi proyek tersebut.
Proyek Pembangunan Perkuatan Tebing Sungai Melawi sendiri sudah didesain sejak 2023 lalu. Direncanakan ada enam titik lokasi pembangunan perkuatan tebing di lima desa, yakni Desa Sidomulyo, Desa Baru, Desa Paal, Desa Tanjung Niaga serta Desa Tekelak. Desa-desa ini berada di muara atau tepi Sungai Melawi dalam Kota Nanga Pinoh.
“Tahun ini paket pekerjaan pembangunan perkuatan tebing Sungai Melawi ada di Melawi, tepatnya di Desa Sidomulyo. Kita sudah tandatangan kontrak dan juga sudah menyampaikan surat pemberitahuan ada proyek disini (Melawi),” kata Adib Lathiful Huda, Kepala Seksi Pelaksanaan Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Pontianak, ditemui usai sosialisasi.
Adib menerangkan, pihaknya berkewajiban untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait pekerjaan apa saja yang akan dilakukan dalam proyek ini, terutama pada desa maupun masyarakat yang terdampak.
“Desain kita sebenarnya ada enam desa, tapi karena keterbatasan anggaran, sehingga baru dilaksanakan di Desa Sidomulyo, di sekitar jembatan Nanga Pinoh,” katanya.
Besaran anggaran untuk pembangunan Perkuatan Tebing Sungai Melawi di Desa Sidomulyo, papar Adib mencapai Rp 18 miliar. Alokasi ini hanya untuk struktur perkuatan tebing di titik-titik yang dinilai rawan abrasi atau longsor. Perkuatan tebing akan dibangun sepanjang kurang lebih 180 meter.
“Tapi kita tentunya akan melakukan penyesuaian-penyesuaian di lapangan sehingga bisa kurang atau lebih,” katanya.
Proyek perkuatan tebing, lanjut Adib sendiri merupakan renstra Kementerian PUPR bahwa di Melawi harus ada pengendalian daya rusak air, termasuk erosi. Pelaksanaan perkuatan tebing menjadi bagian dari implementasi renstra dan akan dilakukan secara bertahap karena keterbatasan APBN. Adib tak memaparkan detail mengapa Sidomulyo menjadi desa pertama yang dipilih untuk proyek tersebut. Menurutnya, pemilihan titik di Sidomulyo merupakan arahan dari pemerintah pusat dengan sejumlah pertimbangan.
“Mungkin juga karena dianggap rentan atau rawan,” katanya.
Terkait dengan adanya bangunan atau fasilitas yang terdampak dari pembangunan perkuatan tebing, Adib menilai hal ini memang menjadi bagian dari risiko pembangunan. Pihaknya sendiri hanya mengalokasikan dana untuk infrastruktur atau pembangunan, tidak termasuk ganti rugi.
“Bila ada pergantian atau apapun, berarti ya kita akan mengurangi panjangnya,” katanya.
Ditemui ditempat yang sama, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Melawi, Tusep Eka Burang mengatakan Pemkab Melawi hanya sebatas memberikan informasi dalam proses survei dan perencanaan desain perkuatan tebing Sungai Melawi. Dinas PUPR, kata Dia menugaskan staf SDA (Sumber Daya Air) untuk ikut menemani dari pihak Balai Wilayah Sungai dimana titik-titik yang akan dibangun.
“Kita terlibat dalam perencanaan saja. Kalau alasan Sidomulyo yang didahulukan, mungkin saja karena mereka punya kebijakan dari sisi abrasi lebih kuat. Karena banyak aspek yang dinilai. Dari frekuensi tendangan air dan segala macam sesuai aspek perencanaan yang mereka harus siasati, hingga difinalkan Sidomulyo yang pertama,” katanya.
Tusep berharap pada pihak pelaksana agar bekerja sesuai aturan, serta mengikuti metode pelaksanaan yang telah ditetapkan dalam kontrak. Proses pengawasan kegiatan proyek inipun tidak berada di lingkup Kabupaten karena didanai langsung dari APBN.
Kepala Desa Sidomulyo, M Syukur secara umum bersyukur dengan pembangunan Perkuatan Tebing. Kendati demikian, sosialisasi yang khusus digelar untuk masyarakat Sidomulyo baru akan dilaksanakan pada Jumat ini.
“Ya banyak pertanyaan dari masyarakat terkait pekerjaan ini, dan keahlian apa yang dibutuhkan sehingga masyarakat kita juga bisa bekerja dalam proyek tersebut. Termasuk dampak bagi masyarakat yang menggunakan lanting di sekitar proyek, ini masih kita pertanyakan
(E,*FS_)