Kubu Raya, – Mentari khatulistiwa. id-uasana tegang menyelimuti Desa Rasau Jaya Umum, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Jumat lalu. Ratusan anggota Laskar Pemuda Melayu (LPM) Kalimantan Barat mengawal jalannya sidang lapangan yang digelar Pengadilan Negeri Mempawah terkait sengketa lahan seluas 205.890 m² milik Vonny, yang memiliki tujuh sertifikat hak milik (SHM). Sidang ini mempertemukan Vonny, yang diwakili kuasa hukumnya Yandi Lesmana, S.H., M.H., melawan PT Agro Alam Nusantara (AAN), yang diwakili Herawan Utoro, S.H., M.H. Bupati Kubu Raya, yang turut menjadi tergugat, diwakili oleh Budi. Tergugat II, Najehri, warga Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, juga hadir.
Hakim Ketua Pradita Danindra memimpin sidang lapangan dengan membacakan detail batas-batas tanah yang disengketakan. Pengukuran ulang menunjukkan perbedaan luas lahan pada masing-masing sertifikat SHM milik Vonny, yang diterbitkan pada 7 Mei 1996. Perbedaan ini berkisar antara beberapa meter persegi. Yang menarik perhatian adalah deskripsi batas-batas tanah yang selalu menyebutkan perbatasan dengan kebun sawit milik PT AAN di semua sisi.
Herawan Utoro, kuasa hukum PT AAN, menyoroti perbedaan signifikan lokasi antara klaim penggugat dan lokasi yang sebenarnya, bahkan sampai perbedaan kecamatan. Pernyataan ini menjadi poin krusial dalam sengketa ini dan akan menjadi fokus pembahasan selanjutnya dalam persidangan. Kehadiran ratusan anggota LPM menambah kompleksitas situasi dan menyoroti betapa sensitifnya isu kepemilikan lahan di wilayah tersebut. Persidangan selanjutnya akan menentukan nasib sengketa lahan ini dan menjadi perhatian publik di Kubu Raya, Sidang lapangan tersebut dikawal pihak kepolisian polres kubu raya (hen)
