SANGGAU,mentarikhatulistiwa.co.id – Kebakaran yang melanda kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sungai Batu pada Senin pagi (1/9/2025) menimbulkan kepanikan dan memunculkan dugaan adanya kelalaian dalam pengawasan. Pengamat Lingkungan dari Ketua LSM Citra Hanura, Abdul Rahim, S.H., menduga kuat peristiwa ini disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap operasional dan pemeliharaan fasilitas.
“Kebakaran tersebut dapat juga terjadi karena kesalahan dalam operasional peralatan dan mesin, seperti perawatan yang buruk pada tungku atau gesekan pada sistem batu bara, serta kesalahan dalam instalasi dan penggunaan listrik, misalnya korsleting akibat kabel yang rusak atau penggunaan stop kontak bertumpuk,” ujar Rahim.
Ia menambahkan bahwa perawatan yang buruk pada peralatan, seperti tungku atau mesin, bisa menyebabkan pemanasan berlebih atau gesekan yang memicu api. Rahim menilai, kurangnya pengawasan bisa jadi pemicu utama dari kejadian ini.
Menurut Rahim, kebakaran ini harus menjadi acuan bagi manajemen PLTU untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Tujuannya adalah agar kejadian serupa tidak terulang, sehingga pasokan listrik untuk masyarakat tidak terganggu.
“Penting bagi manajemen untuk melakukan audit internal dan mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) mereka. Keamanan fasilitas vital seperti PLTU harus menjadi prioritas utama,” tambah Rahim.
Ia berharap, langkah-langkah perbaikan segera diambil agar masyarakat dapat menikmati listrik tanpa rasa khawatir akan gangguan atau insiden yang tidak diinginkan di masa depan.
Publish : Red