Pontianak–Mentarikhatulistiwa.co.id-Jembatan Sungai Pinyuh-Batas Kota Pontianak di Mempawah, yang dibiayai Rp 16 miliar dari APBN 2024, seharusnya menjadi simbol kemajuan Namun, hingga Maret 2025, jembatan yang dikerjakan PT. Anugrah Putra Indotama (dengan pengawasan PT. Laras Sembada, Kontrak No: 06/PKS/Bb20.5.2/2024) ini masih jauh dari selesai. Proyek yang seharusnya rampung Desember 2024 ini kini menjadi sorotan tajam, memicu kecurigaan penyimpangan dan potensi kerugian negara yang signifikan.
Kontrak yang ditandatangani 26 Februari 2024, dengan waktu pelaksanaan 300 hari kalender, seharusnya berakhir 21 Desember 2024. Meskipun ada perpanjangan waktu hingga 21 Maret 2025, keterlambatan yang sangat signifikan ini menimbulkan pertanyaan: mengapa kontrak belum diputus?
Seorang kontraktor berpengalaman dibidang kontruksi,yang meminta namanya dirahasiakan mengungkapkan, berdasarkan aturan kontrak, seharusnya kontrak sudah diputus. Ia menghitung potensi denda keterlambatan mencapai Rp 80 juta per hari, dengan asumsi 50% pekerjaan belum selesai. Ia juga menyoroti praktik pembayaran 100% di akhir tahun dengan jaminan garansi bank yang minim, celah yang sering disalahgunakan. “Jika pihak berwenang tidak berani memutus kontrak, ada apa gerangan?” tanyanya retoris.
Keheningan dari Kementerian PUPR, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Barat, dan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Kalbar semakin memperkuat kecurigaan. Upaya komunikasi dengan pihak-pihak terkait juga menemui jalan buntu. Investigasi menyeluruh dan transparan sangat mendesak untuk mengungkap kebenaran dan melindungi uang negara.(hen)
.
