Sekadau, Mentarikhatulistiwa.co.id. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Kabupaten Sekadau, Sumarlin ZBU, SH, MH ditetapkan sebagai 10 besar Rimbawan Inovatif Tingkat Nasional Tahun 2025 melalui Piagam Penghargaan Menteri Kehutanan Nomor P1.209/Menhut/P2SDM/SDM.0.08/2025, Tanggal 13 Agustus 2025.
Berawal dari akhir tahun 2024, dibawah kepemimpinanya juga berhasil menempatkan KPH Sekadau sebagai KPH Efektif bersama 35 KPH lainnya se – Indonesia melalui Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Nomor 9 Tahun 2024 Tanggal 30 Desember 2024, memperoleh Penghargaan Panca Warsa II dari Kwarda Gerakan Pramuka Kalimantan Barat pada Perayaah HUT Pramuka yang ke-64, serta memperoleh penghargaan Pegawai Insipratif Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Pada Tahun 2022 dari Gubernur Kalimantan Barat.
Ditemui Tim Lipsus Sumarlin mengatakan adapun inovasi yang dilakukan pada lomba rimabawan inovatif meliputi kegiatan RHL dengan kegiatan Aksi penanaman sejuta Pohon yg dilaksnakan secara konsisten/berkelanjutan yg melibatkan lintas sektor mulai dari Lembaga keagamaan pemerintah desa, Kabupaten, UPT Kementerian, Dunia Usaha dan Lembaga Pendidikan mulai dari Tk SD Hingga SLTA. Dalam periode Juli 2023 hingga September 2025 telah melaksanakan 22 kali kegiatan penanaman, Rabu 17 September 2025.
selain itu melalui bidang pemberdayaan melalui pengelolaan perhutanan sosial dan KTH dengan skema bapak angkat melibatkan lembaga keuangan dan perusahaan perkebuman sawit
Pendidikan melalui keaktifan Saka Wanabakti dengan beragam kegiatan kesakaan, ilmu LHK, Kesenian, Ketangkasan, Olahraga, Perkemahan, Kunjungan lapangan, intrepeneur serta kecakapan/public speaking, selain itu juga melakukan kampanye lingkungan dengan melibatkan 19 SLTA di Kabupaten Sekadau, lanjutnya.
Sumarlin juga menerangkan ada juga untuk jenis Perlindungan meliputi pendidikan, sosialisasi dan kampanye dengan melibatkan stakeholder dalam kegiatan Bersama serta panisment persuasive. Serta menjadikan kantor sebagai pusat pendidikan dengan membangun arboretum mini, apotik hidup saka wanabakti, rumah burung, rumah anggrek, pelatihan pembuatan kompos, pengelolaan limbah plastic dan penyediaan informasi terkait kerajinan KTH/KUPS dan info flora dan fauna endemic, tutupnya. (Tim Lipsus)
