Scroll untuk baca artikel
Example 1000x300
Example floating
Example floating
Example 728x250Example 728x250
HomeDaerah

Dewan Adat dan Aliansi Masyarakat Perbatasan  Melaksanakan Aksi Damai,Tuntut Pemerintah dan Kontraktor

112
×

Dewan Adat dan Aliansi Masyarakat Perbatasan  Melaksanakan Aksi Damai,Tuntut Pemerintah dan Kontraktor

Share this article
Example 468x60

Ketungau Hulu,Sintang, mentari khatulistiwa.co.id – Pada hari Selasa, tanggal 19 Maret 2024 sekira pukul 10.00 Wib, telah diadakan kegiatan Demo aksi damai yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Perbatasan Bersatu (AMPB) dan Dewan Adat Dayak Kecamatan Ketungau Hulu beserta seluruh elemen/Aliansi yang tergabung dalam aksi damai, berkumpul di Tugu merah putih, Desa Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, Kab. Sintang, yang dihadiri kurang lebih 50 orang, dengan menggunakan pakaian adat
masing-masing daerah. dalam rangka ” Menuntut Jalan Strategis Nasional Paralel Perbatasan Di Kecamatan Ketungau Hulu Agar Segera Diselesaikan”.

Adapun tokoh-tokoh yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain:
1. Ketua DAD Ketungau Hulu Bpk. Leju Gani, SH .
2. Tokoh Pemuda Bpk. Noven Suroto, SH.
3. Tokoh Masyarakat Bpk. Yoel Marwan, SH.
4. Ketua Forum Perbatasan Bpk. Sukambali.
5. Tokoh Masyarakat Bpk. Jito.
6. Tokoh Agama (Semua agama).
7. Tokoh Adat (Semua adat Ketungau Hulu).

Adapun penyampaian sambutan terkait demo yang disampaikan oleh Bpk. Leju Gani, S.H selaku Ketua DAD Ketungau Hulu, antara lain:

Sebelumnya disini saya sebagai pengantar acara ini terhadap semua masyarakat adat di wilayah Ketungau Hulu, mempertanyakan tentang proyek pengerjaan jalan tersebut, darimana sampai kemana batas akhirnya, Berapa anggarannya dan sudah sampai mana batas waktu pengerjaan jalan tersebut.

Adapun penyampaian orasi tuntutan yang disampaikan oleh Bpk. Noven Suroto, S.H selaku Tokoh Pemuda Ketungau Hulu, antara lain:

Seperti jalan ini, anggaran sudah besar diberikan oleh pemerintah untuk jalan ini, tapi tidak ada penyelesaian untuk perbatasan ini, makanya kami turun ke jalan, selama ini kami tinggal diam tidak pernah mengganggu kegiatan yang ada di Kecamatan Ketungau Hulu, tapi kali ini kami tidak mau tinggal diam karena kami dianggap remeh di Kecamatan Ketungau Hulu ini, kita dianggap seperti sampah, kenapa saya sampaikan seperti itu, karena mereka suka memilih-milih orang yang mau diajak kerjasama mereka.

Bahkan ada oknum orang tertentu yang melarang aksi damai ini sampai ada yang meneror kami, tapi kami tidak pernah mundur demi Ketungau Hulu ini. Oleh karena itu kita harus bersatu jangan sampai diadu domba dengan orang, karena orang yang datang kesini hanya ingin kampung kita hancur. Kenapa saya sampaikan seperti itu, karena anggaran besar tapi tidak dibangun sesuai dengan Spek yang benar. Sudah kita menuju berbagai kabupaten susah, ini yang notabene nya menuju Balai karangan lebih dekat tapi susah, makanya kita banyak belanja ke Malaysia. Akibat dari apa, katanya Indonesia 78 tahun merdeka, tapi di perbatasan listrik saja susah tidak pernah betul.

Jalan yang dari Balai karangan sampai simpang rasau yang seharusnya 30 Km di aspal dan 30 Km di Latrit tapi apa yang kita llihat, Jangankan Latrit batu  yang berjejer saja di depan kita ini, batu yang mereka buat.

Informasinya yang kita dengar, kontraktor PT. Lambo yang seharusnya disini kabur, seharusnya program ini Lambo hadir. Kita tidak membunuh orang disini tapi kita aksi damai disini. Makanya kami yang hadir disini dari semua kalangan yang ada mulai umat Muslim, Kristen, Jawa, Dayak hadir semua ini Indonesia kita bersatu karena mau dibangun.

Pemerintah sudah baik memberikan anggaran untuk perbatasan tetapi kontraktornya teledor semua, kenapa kita harus diam, tolong aparat bantu kami cari data. KPK, BPK kenapa tidur di Jakarta harus hadir disini, periksa jalur-jalur perbatasan ini, jangan diam jaga ini untuk kepentingan bersama.

Saya sekali lagi Apresiasi kepada TNI – Polri yang sudah hadir disini. “Adil Katalino, bacuramin kasaruga, basengat Kaju bata”.

Adapun penyampaian orasi tuntutan yang disampaikan oleh  Bapak Jito selaku Tokoh Masyarakat Ketungau Hulu, antara lain:

Yang ikut di dalam Konfrontasi Malaysia, pembubaran Parako sudah sewajarnya di tubuh 78 Tahun Indonesia merdeka demi menginginkan pembangunan untuk daerah perbatasan Ketungau Hulu, khusus jalan dari Balai Karangan sampai Rasau, umumnya semua jalan di wilayah perbatasan harus diawasi dan harus di Audit, apabila ada kesalahan proses. Karena kami sudah bosan hidup di dalam keterbatasan.

Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih dan Aplous kepada aparat yang sudah hadir dengan jumlah yang cukup banyak.

Untuk itu kami sangat mengharapkan untuk proses  ini agar terus berlanjut apabila tidak ada jawaban. Kami menuntut jalan ini dibangun sesuai dengan Spek dan waktu yang ditetapkan, Itu adalah tuntutan kami.

Kami ini bergerak tidak ada sebagai politik, sebagai bisnis, ini adalah gerakan hati nurani kami, kami bergerak tidak dibiayai oleh siapapun. Untuk itu dalam kegiatan ini jangan heran sepertinya masih banyak kekurangan, karena kami memang tidak menyiapkan segala sesuatu yang berlebihan. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami masyarakat perbatasan. Masyarakat Ketungau Hulu tidak pernah membuat orasi seperti ini, bukan karena kami bodoh, tetapi kami adalah masyarakat yang bertoleransi, masyarakat yang mempunyai jiwa NKRI harga mati untuk itu jangan dimanfaatkan, yang menurut orang kami inilah yang merupakan suatu kelemahan, tapi inilah kami yang diperbatasan Ketungau Hulu.

Sekali lagi saya menambah salah satu orasi kawan-kawan supaya segera dibuat jalan ini sampai selesai setidak-tidaknya di tahun 2024 sesuai dengan kontrak.

Adapun penyampaian orasi tuntutan yang disampaikan oleh Bapak Sukambali selaku Ketua Forum Komunikasi Perbatasan Ketungau Hulu, antara lain:

Kita melakukan demo ini tidak banyak melibatkan masyarakat karena tidak mau mengganggu aktivitas, cukup tokoh-tokohnya saja, apabila tidak ada jawaban akan kita kerahkan lebih banyak lagi ribuan orang kita turun disini lagi. Bila perlu kita sita barang-barang yang Forum Camp.

Kita bicara masalah Gate Pos Lintas batas yang ada di batas, tahun 2020 sudah dianggarkan tapi sampai saat ini tidak ada satupun batang pohon yang ditebang untuk lokasi perkantoran itupun perlu kita waspadai dan kawal.

Karena dari tahun 61 sampai sekarang semua masyarakat adalah pejuang, termasuk saya tahun 78 sudah masuk di wilayah ini sejak Parako semuanya berjalan kaki termasuk aparat TNI-Polri sampai ke batas, itu semua adalah pejuang. Pejuang itu bukan hanya membawa senjata tetapi dengan membantu membawa barang juga termasuk pejuang. Sampai saat ini belum menikmati hasil pembangunan secara merata di negara ini.

Saya selaku ketua Forum agar menghimbau kepada masyarakat utk mengawal pembangunan ini. Kemudian untuk jalan ini jangan sampai orang-orang makan enak uang milyaran rupiah, kita mencari Rp. 100.000 saja untuk makan susah. Merek disana enak-enakan menjual kita nama perbatasan disana, Karena itu besar anggaran. Saya menghimbau kawal semua pembangunan ini, jangan takut kita demo karena ada undang-undangnya yang penting jangan anarkis dan sesuai peraturan yang berlaku.

Untuk perbatasan yang benar-benar udh mengorbankan nyawa saya tahun 78 sudah disini, Tahun 1978 tugas pembersihan Pembrontakan Pgrs/paraku, th 1980/1981 operasi seroja Timor timur, 1987/1988 0perasi Rakarsa darna di Irian Jaya, kalau mau duluan mati saya sdh mati duluan, tapi untuk siapa untuk negara, untuk masyarakat juga, tapi untuk ini apa kita bisa nikmati, sampai saya kembali ke kampung saya di Jasa, baru merasakan jalan di aspal serasa mimpi, Tapi disini jalan masih tanah, kan lucu, seharusnya disini dulu yang diaspal tapi malah yang di jasa dulu yang di aspal, biar material lancar untuk dibawa, Jadi saya minta agar Pemerintah di usut ini, di Audit jangan sampai enak-enakan saja, mungkin di periksa cuma karena diberi amplop jadi aman-aman saja sampai sekarang ini.

Masyarakat Ketungau Hulu ini tidak pernah macam-macam, kita orang Kalbar tidak pernah memberontak paling menerima apa adanya. Coba daerah lain sedikit berontak sedikit berontak, kita di perbatasan adem ayem tidak pernah menuntut apa-apa. Coba harga bensin di Jawa berapa, Pontianak berapa disini berapa coba tanyakan tapi tidak pernah demo-demo.

Untuk pemuda-pemuda yang melanjutkan pembangunan ini tolong diawasi jgn takut yang penting kita tidak melanggar hukum, ini negara kita, kita yang menjaga disini, bukan hanya patok perbatasan yang kita jaga, patok semen 99 bisa kita congkel hilang, tapi yang lebih berbahaya adalah “Patok Hidup Kami-kami yang ada di perbatasan ini yang paling berbahaya, sampai bergeser bagaimana”.  patok hilang dicek Pamtas bisa kita ganti , tapi kalau masyarakat yang bergeser bagaimana itu yang kita pikirkan juga.

Untuk masalah jalan ini, bukan hanya untuk rakyat saja tapi untuk negara, negara ini ada Rakyat, Pemerintah, TNI dan Polisi. Kalau negara ini perang siapa yang dapat menjamin ini semua,  jika dibatas negara ada konflik siapa yang akan tahu, untuk itu dibangun jalan supaya apabila pelaksanaan darurat sipil, darurat militer dan darurat perang kita bisa aman, pengerahan pasukan cepat tidak sampai berjam-jam, coba kita lihat Malaysia mulai dari Kuching sampai Sibu jalan sdh mulus, mereka tinggal mengerahkan pasukan ke Indonesia, kita yang jadi korban ditembaki dulu dari Malaysia, tapi apabila jalan ini bagus Indonesia bisa mengimbangi, kita dari Jawa lewat laut berapa hari kapal perang kita sampai sampai pontianak, belum lagi pengerahan pasukan Tank dan segala macam, itu yang perlu kita pikirkan jalan ini harus bagus.

Harapan saya yang penting itu untuk Gate Lintas batas segera dibuka, kalau tidak dibuka agar ditutup saja agar tidak menghabiskan anggaran-anggaran negara saja, kita tidak ke Malaysia juga tidak apa-apa, kalau jalan ini lancar kita bisa belanja cukup ke Balai karangan, sintang dan pontianak untuk apa kita ke Malaysia kalau Gate tidak dibangun, tapi kalau dibangun yang baik-baik karena itu uang rakyat.

Pembacaan Tuntutan Aliansi Masyarakat Perbatasan Bersatu bersama dengan Dewan Adat Dayak Kecamatan Ketungau Hulu beserta seluruh elemen/Aliansi yang tergabung dalam aksi damai oleh Tokoh  Masyarakat Bapak. Yoel Marwan, SH antara lain:

Saudara-saudara yang saya hormati pada hari ini Selasa, tanggal 19 Maret 2024. Kita semua elemen dan Aliansi Masyarakat yang ada di daerah perbatasan ini yang kita cintai dan kita menamakan diri Aliansı Masyarakat Perbatasan Bersatu (AMPB) yang terdiri dari berbagai macam Suku, Agama dan Etnis yang ada di Kec. Ketungau Hulu ini menuntut dan melakukan pengawasan terhadap pembangunan Proyek jalan paralel perbatasan yang anggarannya sudah dikucurkan oleh Pemerintah Pusat dengan nilai Ratusan Milyar dari Balai karangan – Simpang Rasau, tetapi pada kenyataannya sampai hari ini proyek Ratusan Milyar tersebut terancam gagal karena prosesnya masih sangat jauh dari yang kita harapkan.

Atas dasar ini lah kita berkumpul disini supaya pembangunan jalan paralel ini dipercepat pengerjaannya karena batas akhirnya sampai bulan Juni, kalau gagal kita Masyarakat di sini yang akan merasakan kesulitan menggunakan jalan yang
hancur ini. Sehingga berpengaruh terhadap semua bidang kehidupan Masyarakat kita di daerah perbatasan ini dan Masyarakat kita sangat dirugikan.
Mudah-mudahan pihak Pemerintah dan Kontraktor bisa menanggapi dan mempercepat proyek ini
semoga bisa sesuai dengan harapan Masyarakat dan kita bersama.

Tuntutan Aliansi Masyarakat Perbatasan Bersatu bersama dengan Dewan Adat Dayak Kecamatan Ketungau Hulu beserta seluruh elemen/Aliansi yang tergabung dalam aksi damai ini menuntut kepada pihak Pemerintah dan Kontraktor:

Kepada pihak yang mengerjakan proyek Jalan Balai Karangan – Simpang Rasau untuk segera menyelesaikan pekerjaan Jalan tersebut.

Meminta kepada pihak Pemerintah Pusat dan Daerah untuk bisa mengaudit pekerjaan jalan Balai Karangan – Simpang Rasau dan seluruh Proyek-proyek Nasional yang ada di wilayah Ketungau Hulu.

Kami dari Masyarakat akan segera melakukan Koordinasi-kordinasi untuk mencari bukti-bukti dan tentunya dengan dukungan Aparat terkait untuk melaporkan proyek ini ke KPK RI tandasnya” (red)

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Example 600x600