Kubu Raya, Mentari khatulistiwa.co.id-Warga Dusun Merpati, Desa Sui Kakap, Kabupaten Kubu Raya, telah delapan tahun berjuang melawan kerusakan pintu air yang melumpuhkan mata pencaharian mereka. Kerusakan yang terjadi sejak 2015 ini mengakibatkan penurunan drastis hasil pertanian. Produksi kelapa merosot dari 2.000-3.000 biji menjadi hanya 200-300 biji per periode panen. Lebih dari 25 hektar lahan sawah pun tak bisa ditanami karena genangan air yang merusak tanaman padi.
Agusni Bujang, Ketua RT 04 RW 06 Dusun Merpati, mengungkapkan keputusasaan warga yang telah berulang kali mengajukan permohonan perbaikan ke berbagai instansi, dari tingkat desa hingga provinsi. “Berbagai alasan dikemukakan, yang paling sering adalah keterbatasan anggaran,” ujarnya. Biaya perbaikan yang awalnya ditaksir Rp700 juta, kini membengkak menjadi Rp1,25 miliar.
Dampak kerusakan pintu air tak hanya dirasakan Dusun Merpati, tetapi juga meluas ke Desa Sungai Belidak. Abrasi mengancam jalan-jalan di sekitar lokasi, semakin mempersulit kehidupan warga. Juhari, Kepala Dusun Merpati, menambahkan kebingungan warga karena adanya ketidakjelasan tanggung jawab antara pemerintah kabupaten dan provinsi.
Meskipun aspirasi warga telah disampaikan dalam Musrenbang, hingga kini belum ada tindakan nyata. Warga berharap pemerintah segera memberikan solusi konkret agar mereka dapat kembali beraktivitas secara normal.(hen)