Sarolangun,mentariikhatulistiwa.co.id-Kepolisian Resor Sarolangun melalui Satgas Pangan Kabupaten Sarolangun yang terdiri dari Kasat Reskrim AKP Yousua Adrian S.T.K., S.I.K., Kasat Intelkam AKP Tarjono SH, MH., Kadis Perindagkop Muslihadi, Kabid Pol PP Johan, Kabid Perdagangan Dinas Perindagkop Mahmubah, Kanit Reskrim Ipda Heri Liswanto SH, Kasubag Analis Bid Ekonomi Teti Kartika SE melakukan pengecekan langsung dugaan peredaran beras oplosan di sejumlah Toko dan Gudang. Hasilnya belum ditemukan adanya peredaran beras oplosan.
Kapolres Sarolangun melalui Kasat Reskrim AKP Yousua Adrian S.T.K., S.I.K. mengatakan, pengawasan beras oplosan ini dilakukan bersama stekeholder terkait. Pengawasan tersebut dilakukan secara berkala.
“Merek-merek yang disampaikan Satgas Pangan terindikasi dioplos tersebut tidak beredar di Kabupaten Sarolangun, namun Beras yang diduga merupakan beras oplosan yaitu beras premium merk Raja/Fortune dan setelah dilakukan pengecekan langsung dilapangan tidak ditemukan merk-merk beras tersebut dipasar maupun di distributor. kata AKP Yousua Adrian, Senin (28/7/2025).
AKP Yousua Adrian menyebutkan dalam pengecekan di sejumlah toko, distributor, hingga pasar, pihaknya juga melakukan pengujian sampel. Hasilnya, belum ditemukan indikasi adanya pengoplosan beras.
“Kita ambil sampel semua merk saat kita cek di pasar. Untuk saat ini belum ditemukan,” ujarnya.
AKP Yousua Adrian juga mengungkapkan, beras yang beredar di wilayah Sarolangun memiliki merek tersendiri. Beras di wilayah Sarolangun didatangkan dari luar Sarolangun dan sebagian diimpor.
“Beras di Sarolangun ini didatangkan dari luar Sarolangun dan diimpor, karena Sarolangun bukan daerah penghasil,” ujarnya.
Hasil pengawasan Tim Satgas Pangan Polres Sarolangun menunjukkan, beras jenis premium memiliki stok cukup untuk 1-2 bulan ke depan. Sementara itu, stok beras medium diperkirakan cukup hingga tiga bulan ke depan.
“Stok mulai berkurang, untuk premium 1-2 bulan ke depan. Untuk beras medium stoknya bisa 3 bulan ke depan,” ujarnya.
AKP Yousua Adrian menambahkan, sejauh ini belum ada laporan masyarakat terkait beras oplosan. Ia meminta masyarakat yang menemukan dugaan beras oplosan agar segera melaporkan ke kantor polisi terdekat.
“Bila ada temuan, bisa laporkan ke Polsek atau Polres terdekat. Kita akan dalami dugaan tersebut,” ujarnya.
Melansir detikFinance, Kementerian Pertanian (Kementan) membongkar kasus beras oplosan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Kasus oplosan beras tersebut menyebabkan kerugian negara hingga Rp 10 triliun dalam waktu lima tahun.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementan bersama dengan Satgas Pangan Polri, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) turun mengecek ke lapangan di tempat penyaluran SPHP. Hasilnya, dari total SPHP yang didapatkan di outlet, sebanyak 20% dipajang dan 80% dioplos untuk dijual premium.(suro/humaspolres)